Pasokanbawang putih di Pasar Induk Kramat Jati belum stabil yang menyebabkan harga masih tinggi.
› Ekonomi›Berikut Sentimen yang Jadi... Ada dua katalis eksternal dan internal yang berpengaruh signifikan pada pergerakan bursa saham sepanjang pekan ini. Salah satunya adalah pengumuman data inflasi oleh Badan Pusat Statistik. Oleh ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI 3 menit baca KOMPAS/PRIYOMBODOFoto multiple exposure pergerakan indeks jelang penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 19/5/2023.JAKARTA, KOMPAS — Pada pekan ini setidaknya ada dua katalis, baik internal maupun eksternal, yang ikut memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia atau BEI. Sementara pasar obligasi mendapatkan sentimen positif dari akhir siklus kenaikan suku domestik yang memengaruhi pergerakan di pasar saham antara lain adalah data manufaktur, data inflasi, dan data cadangan devisa. Sementara data eksternal berupa persetujuan perubahan pagu utang oleh Kongres Amerika Serikat, data non-farm payroll AS yang positif, klaim pengangguran mingguan, dan perkembangan harga komoditas. Mei lalu, indeks manufaktur turun menjadi 50,2 dari dari 52,7. ”Namun, sektor manufaktur Indonesia masih dalam fase ekspansif, sudah 25 kali berturut-turut. Terkait data inflasi, investor akan menantikan data inflasi Mei yang menurut konsensus akan turun lagi menjadi 4,22 persen dari tahun lalu yang sebesar 4,33 persen. Inflasi inti juga diperkirakan turun menjadi 2,8 persen dari tahun lalu dan 2,83 persen dari bulan sebelumnya,” kata Mino, analis Indopremier Sekuritas, di Jakarta, Senin 5/6/2023.Mulai hari ini, BEI memberlakukan kenaikan batas auto rejection bawah ARB dari 7 persen selama pandemi menjadi 15 persen. Perlahan, BEI akan menyesuaikan batasan ARB ini sehingga akan kembali simetris antara 20 persen dan 35 persen bergantung dari kelompok harga saham pada 4 September 2023.”Dengan ini, kami sampaikan kembali bahwa BEI telah mengimplementasikan normalisasi atas kebijakan batasan persentase auto rejection bawah tahap I yang akan efektif per hari Senin 5 Juni 2023,” tutur Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji akhir sesi pertama, beberapa saham telah menyentuh batasan ARB 15 persen, seperti saham PT Gojek Tokopedia Tbk yang turun 14,97 persen menjadi Rp 125 per saham, PT Saptausaha Gemilangindah Tbk yang turun 14,88 persen menjadi Rp 103 per saham, dan PT Data Sinergitama Tbk yang turun 14,86 persen menjadi Rp 189 per pikul membawa karung berisi kentang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu 3/5/2023. Badan Pusat Statistik merilis laju inflasi April 2023 atau pada periode Lebaran 2023 tercatat 0,33 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode Lebaran 2022 dan periode Lebaran sebelum pandemi Covid-19. Kecukupan pasokan bahan pangan selama periode Lebaran 2023 menjadi strategi pengendalian inflasi di periode obligasi Sementara itu, di pasar obligasi, katalis positif yang akan mendukung adalah siklus kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang sudah berakhir serta potensi kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve, yang lebih akomodatif. ”Kedua katalis ini dapat mendorong penguatan pasar obligasi lebih lanjut. Secara historis, pasar obligasi Indonesia menawarkan potensi kinerja yang menarik menyusul jeda kenaikan suku bunga,” kata Dimas Ardhinugraha, Investement Specialist PT Manulife Aset Manajemen obligasi memiliki hubungan erat dengan outlook makroekonomi negara, seperti laju inflasi, kebijakan suku bunga, stabilitas nilai tukar, dan arus dana asing. ”Menariknya, pasar obligasi Indonesia saat ini berada pada sweet spot, yaitu faktor-faktor tersebut berada pada kondisi yang suportif,” ujar Dimas pelaku pasar obligasi juga memiliki harapan pemangkasan tingkat suku bunga acuan dari Bank Indonesia. Langkah logis selanjutnya bagi bank sentral setelah mencapai puncak siklus kenaikan suku bunga adalah memangkas suku bunga. Menurut Dimas, dengan kondisi inflasi terjaga dan nilai tukar rupiah stabil, terdapat ruang bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga. Hal ini menjadi katalis positif bagi pasar obligasi.
Berikutinformasi mengenai sejumlah harga kebutuhan pangan di DKI Jakarta, dari beberapa pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Update Harga Pasar DKI Jakarta untuk Hari Ini: Jumat, 5 Agustus 2022 - GARUDA TV
Selamat datang!
Liputan6com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menggelar operasi pasar bawang merah dan bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Upaya ini dilakukan untuk menstabilkan harga kedua komoditas tersebut yang terus melonjak di pasaran. Kenaikan harga ini turut dikeluhkan Manulang (33), seorang pedagang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati.
Jakarta ANTARA - Harga cabai dan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, mulai turun seusai perayaan hari raya Idul Adha 1443 Hijriah, sehingga membuat sejumlah pedagang menyatakan semakin banyak warga yang membeli dua komoditas tersebut. Berdasarkan pantauan Antara di Jakarta, Senin, harga cabai merah di Pasar Induk Kramat Jati berada di kisaran Rp90 ribu per kilogram. Harga tersebut turun dibandingkan sebelum hari raya kurban yang sebelumnya mencapai Rp150 ribu per kilogram. “Sekarang sudah pada turun harga cabai rawit Rp90 ribu dari sebelumnya Rp150 ribu, kalau cabai rawit hijau sebelumnya Rp120 ribu sekarang jadi Rp60 ribu. Cabai keriting Rp100 ribu yang sebelumnya Rp120 ribu.” Kata Poniman, seorang pedagang cabai di Pasar Induk Kramat Jati. Poniman mengaku, dengan turunnya harga cabai ini membuat dirinya merasa senang karena dengan begitu pembeli juga semakin banyak yang berbelanja. Menurut dia, sebelumnya masyarakat yang datang berbelanja tidak seramai saat harga cabai merah masih berkisar Rp150 ribu per kilogram. “Tentu senang sekali dengan harga yang mulai stabil, karena makin banyak yang mau beli cabai dan pendapatan saya juga pasti nambah” Katanya. Pedagang cabai lainnya di Pasar Induk Kramat Jati, Maryati juga menjual cabai dengan harga yang sama. Harga cabai rawit merah, cabai rawit hijau dan cabai merah keriting dijual di kisaran Rp60 ribu sampai Rp90 ribu per kilogram. “Ya harga pada turun dibandingkan saat lebaran kurban yang rata-rata harga cabai mencapai Rp150 ribu per kilogram," katanya. Sementara pedagang lainnya, Muslidah mengatakan harga cabai keriting yang dijualnya mencapai Rp90 ribu per kilogram. Sedangkan harga bawang merah dijual dikisaran Rp40 ribu per kilogram. "Kalau saya jual bawang merah dari harga Rp50 ribu per kilogram," katanya. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis PIHPS Nasional per 18 Juli 2022, cabai merah keriting turun 2,4 persen atau Rp dari Rp menjadi Rp per kilogram. Cabai rawit yang sebelumnya sempat tembus per kilogram di pasaran, kini perlahan turun. Masing-masing untuk harga cabai rawit hijau dan rawit merah dari menjadi per kilogram dan dari menjadi per kilogram. Untuk wilayah DKI Jakarta, cabai merah keriting ada kenaikan dari menjadi per kilogram. Sedangkan Harga cabai rawit yang sebelumnya per kilogram di pasaran, kini perlahan turun. Masing-masing untuk harga cabai rawit hijau dan rawit merah mengalami penurunan dari menjadi per kilogram dan dari menjadi Rp per kilogram. Baca juga Harga cabai di Pasar Jatinegara stabil di harga Rp100 ribu per kiloPewarta Chairul FajriEditor M Razi Rahman COPYRIGHT © ANTARA 2022
kae4p. r1kxth4m89.pages.dev/495r1kxth4m89.pages.dev/380r1kxth4m89.pages.dev/163r1kxth4m89.pages.dev/350r1kxth4m89.pages.dev/31r1kxth4m89.pages.dev/81r1kxth4m89.pages.dev/403r1kxth4m89.pages.dev/344
harga melon hari ini di pasar induk kramat jati